Kesultanan Sulu tak gentar menghadapi serangan fajar militer Malaysia. Sultan Sulu Jamalul Kiram III menegaskan, pihaknya bakal melawan Malaysia sampai titik darah penghabisan. Sulu lebih memilih berjuang mati-matian daripada menyerah.
"Raja, pasukan tempur, patriot, dan para relawan akan bertempur sampai titik darah penghabisan untuk menggapai cita-cita," kata putri Sultan Kiram, Jacel di Taguig City, Filipina, seperti dilansirPhilstar, Rabu (6/3/2013).
Jacel menjelaskan pamannya, Azzimudie Kiram tengah berjuang untuk Kesultanan. Namun, kata dia, Azzimudie yang dinobatkan sebagai Raja Muda itu sempat menghilang usai militer Malaysia menyisir wilayah sengketa.
Pasukan Azzimudie, lanjut Jacel, akan terus berjuang untuk merebut kembali tanah air hingga Kesultanan Sulu bisa menetap damai di Desa Landuo, Lahad Datu, Sabah.
"Sekarang pertempuran tengah berkecamuk. Malaysia mengerahkan pasukan udara dan laut. Yang bisa kita lakukan adalah meminta Allah SWT untuk melindungi rakyat kita di Lahad Datu, Semporna, Kunak, Sandakan dan seluruh pulau di Sabah," ucap Jacel.
Jacel juga mengecam pemerintah Filipina karena tidak benar-benar mencoba mendamaikan konflik. Ia pun membantah adanya kelompok pribadi yang membiayai konflik ini.
"Pertanyaannya, sekarang sudah jelas, apakah Pemerintah Presiden Noynoy Aquino telah menyerah dan sekarang malah menyalahkan konspirasi imajiner," cetus dia.
Sebelumnya, Juru Bicara Kesultanan Sulu Abraham Idjirani menceritakan serangan fajar militer Malaysia. "Serangan udara diluncurkan oleh jet tempur Malaysia di Lahad Datu untuk melumpuhkan kekuatan utusan Kesultanan Sulu yang dipimpin Azzimudie Kiram," kata Abraham.
Dijelaskan Abraham, Kiram menghubunginya pada Selasa 5 Maret 2013, sekitar pukul 07.30 waktu setempat, untuk melaporkan serangan militer Malaysia. Kemudian panggilan kedua dilakukan pada pukul 09.30.
"Kiram mengabarkan militer Malaysia dan komando polisi menyerang posisi yang mereka duduki sebelumnya," ungkapnya.
Kiram, lanjut Abraham, jet tempur Malaysia mulai mengitari Lahad Datu sejak Senin malam. Tentara Malaysia dan polisi dengan pasukan sekitar 7 batalion menyerang tempat yang dicurigai sebagai markas Kiram.
"Jet Malaysia mengebom posisi yang sebelumnya dikuasai pasukan Kiram. Sekarang wilayah tersebut telah diduduki pasukan Malaysia. Dia mengatakan Kiram dan anak buahnya telah aman dan bersembunyi di tempat yang jauh dari serangan udara," ucapnya.
Abraham juga mengungkap, pasukan utusan Sulu sebenarnya telah menetap di Malaysia sejak satu bulan lalu, untuk mengklaim Sabah sebagai bagian dari Kesultanan Sulu. (Riz)
Sumber: liputan6.com